Selasa, 29 September 2009
Bila Ulama Terbakar Artis Porno Negeri Sakura
Seorang wanita cantik tampak gelisah. Tingkah wanita itu terlihat serba salah dengan tatapan tiga orang pria yang ada di dalam sebuah gerai linger (pakaian dalam wanita). Kegelisahan sang wanita rupanya diperhatikan seorang pria yang kebetulan berada di ruangan yang sama. Si pria lantas merasa terpanggil untuk menolong wanita cantik tersebut.
Singkat cerita, pria tersebut langsung menghampiri dan segera membawa wanita itu keluar dari pusat pertokoan tersebut. Sementara itu, tiga pria yang terus menerus mengawasi wanita tersebut langsung mengejarnya.
Belakangan diketahui, kalau tiga pria tersebut merupakan pengawal sang wanita yang sengaja disewa ayahnya. Malangnya, pria yang bermaksud menolong wanita tersebut akhirnya malah dilaporkan ke polisi. Ia dituduh telah menculik si wanita cantik.
Kejadian tersebut merupakan penggalan cerita dari sebuah film komedi berjudul Menculik Miyabi" yang akan digarap Maxima Picture akhir tahun ini. Nama Miyabi ditampilkan sebagai judul film karena yang menjadi aktrisnya adalah Maria ozawa yang punya nama populer Miyabi, aktris film porno asal Jepang. Dalam film tersebut, Miyabi berperan sebagai wanita cantik yang diduga sedang terancam keselamatannya di dalam toko lingerie.
"Tapi itu baru rencana script awal saja dan kisahnya mungkin saja bisa saja berubah," jelas Odi Mulya, Produser Maxima Picture saat berbincang-bincang dengan detikcom di kantornya.
Namun sekalipun jalan ceritanya bisa berubah-ubah, judul film yang akan disutradarai Raditya Dika itu tidak berubah, yakni tetap "Menculik Miyabi". Alasannya, selain menjual
cerita, Maxima juga ingin "menjual" nama Miyabi sebagai daya tarik penonton.
Sejauh ini Maxima memastikan bisa memboyong bintang porno asal negeri Sakura tersebut untuk syuting di Indonesia. Pasalnya, pihak manajemen Miyabi sudah setuju untuk menjalin kontrak dengan Maxima. "Soal nilai kontrak sudah clear. Namun pihak Miyabi masih ingin mempelajari dahulu detail script yang akan diperankan Miyabi saat syuting nanti," jelas Odi.
Sayangnya, Odi tidak menjelaskan berapa nilai kontrak yang akan dibayarkan ke Miyabi. Ia hanya mengatakan, besarnya 10 kali lipat dari bayaran artis Indonesia. Besarnya biaya untuk memboyong bintang porno itu ke Indonesia diakuinya ikut mendongkrak ongkos produksi.
Sekalipun memakan biaya besar, bos Maxima itu yakin kalau modal yang ditanam bisa kembali dengan cepat. Soalnya film yang melibatkan Miyabi ini diperkirakan bakal menyedot banyak penonton. "Reaksi masyarakat sangat positif. Dari hasil survei yang kami lakukan via internet, penggemar Miyabi ternyata sangat banyak. Mereka sudah tidak sabar melihat akting Miyabi di film yang akan kami garap," ujarnya.
Antusiasme terhadap Miyabi bukan hanya dari penonton. Sejumlah aktor pria yang sering dikontrak Maxima sudah banyak yang menghubungi Maxima untuk bisa bermain di film "Menculik Miyabi". Bahkan ada beberapa aktor yang rela tidak dibayar asal bisa menjadi lawan main Miyabi. "Beberapa aktor-aktor komedi maupun drama sudah mengontak kami. Mereka sangat berharap bisa main film bersama Miyabi," aku Odi.
Karena besarnya animo masyarakat terhadap Miyabi membuat Odi yakin kalau film yang
rencananya dirilis akhir tahun ini bisa mengantongi jutaan penonton. Harapan Odi tidak
muluk-muluk, ia berharap film "Menculik Miyabi" bisa menggeser jumlah penonton film "Laskar Pelangi" yang berhasil meraup 3 juta penonton.
Tapi keinginan meraup untung dari film yang dibintangi Miyabi bukan perkara gampang. Sebab Majelis Ulama Indonesia (MUI) melarang kehadiran Miyabi di film tersebut. Bahkan sejumlah ormas Islam menyatakan bakal menggelar demo besar-besaran untuk menolak kehadiran Miyabi di Indonesia.
Mereka berpendapat, kehadiran Miyabi bisa mencoreng nama Indonesia sebagai negara yang mayoritas warganya beragama Islam. "Sebaiknya janganlah menggunakan bintang porno. Karena akan merusak citra Indonesia di mata negara lain," kata Ketua MUI Pusat Ma'ruf Amin kepada detikcom.
Penolakan MUI tersebut juga sempat dikhawatirkan manajemen Miyabi. Mereka langsung
menghubungi Maxima terkait sikap MUI tersebut. Mereka khawatir bintangnya akan mengalami masalah ketika berada di Indonesia. Namun pihak Maxima sudah meyakinkan tidak akan ada masalah jika Miyabi main film di Indonesia. "Kami sudah menjelaskan kepada menejemen Miyabi pekan lalu. Dan mereka akhirnya memahami. Semuanya sudah clear," tandas Odi.
Odi tidak merasa khawatir dengan penolakan MUI maupun ormas Islam terhadap miyabi.Sebab menurutnya, sebagai insan film ia hanya tunduk pada kebijakan Lembaga Sensor Film (LSF). Dan LSF tidak mempersoalkan Miyabi main film di Indonesia.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar