Kamis, 18 Maret 2010

Korsel Siapkan Software Penangkal Kecanduan Internet

Seoul - Pemerintah Korea Selatan berusaha keras menurunkan angka kecanduan internet warga negaranya. Salah satunya adalah melalui pembagian software khusus.

Ada dua jenis software yang akan dibagikan secara cuma-cuma, yakni program Consensual Shutdown dan Internet Fatigue.

Program Consensual Shutdown akan membatasi penggunaan internet sesuai dengan waktu yang telah diatur, sedangkan software Internet Fatigue akan membuat game semakin lama semakin sulit sehingga pemain menjadi jenuh.

Rencananya, program pembagian software yang dicanangkan Kementerian Administrasi Publik dan Keamanan Korsel akan dilaksanakan mulai tahun depan.

"Kasus kematian yang disebabkan oleh kecanduan game jelas menunjukkan bahwa kecanduan internet adalah masalah bagi semua kalangan usia,

Beberapa waktu lalu, kepolisian Korsel membekuk pasangan yang menelantarkan bayinya hingga meninggal lantaran kecanduan bermain game bayi virtual.

Oleh karena itu pemerintah Korsel bertekad menurunkan jumlah pecandu internet. Saat ini ada sekitar dua juta pecandu internet di Negeri Gingseng tersebut.

Sebelumnya, pemerintah Korsel juga membuat 140 unit klinik konseling serta membuka program rehabilitasi yang khusus menangani kecanduan internet di sekitar 100 rumah sakit. Belum puas, mereka lalu membuka program kemah penyelamatan (rescue camp) untuk para pecandu internet.The Help

Flores Pernah Dihuni 'Hobbit' Jutaan Tahun Lalu

Flores, pulau di bagian timur Indonesia ini dihuni oleh manusia seperti 'hobbit', mahkluk rekaan dalam buku 'The Lord of The Ring' karangan JRR Tolkien itu, jutaan tahun lalu. Waktu ini lebih awal dari yang semula diperkirakan, 800 ribu tahun lalu.

Studi ilmiah yang dipublikasikan pada Kamis (18/3/2010) menunjukkan, manusia 'hobbit' penghuni awal (hominins) Pulau Flores ini tiba satu juta tahun yang lalu. Hal ini ditunjukkan dari artefak yang ditemukan di suatu situs arkeologi baru, seperti dilansir dari Reuters, Kamis ini.

Dalam sebuah makalah yang diterbitkan majalah ilmiah Nature, para peneliti mengatakan temuan mereka menguatkan bahwa hominins ini berkembang menjadi manusia seperti hobbit atau disebut 'manusia Flores'. Manusia Flores seperti hobbit ini mempunyai tinggi sekitar satu meter dan memiliki ukuran tengkorak sebesar jeruk pamello.

Sisa-sisa kerangka manusia Flores berusia 18 ribu tahun yang ditemukan sekitar 5 tahun lalu oleh ilmuwan itu, dinyatakan menjadi spesies yang sama sekali baru dalam dunia sains. Kerangka manusia Flores itu kemudian dinamakan Homo floriensis.

Kedatangan mereka juga dipercaya mengakibatkan kematian massal untuk kura-kura raksasa dan Stegondon sondaari, gajah kecil yang hidup di pulau itu. Dalam riset mereka, para ilmuwan juga mengatakan menemukan 45 alat-alat dari batu di Wolo Sege, di cekungan Soa, Flores.

Dipimpin oleh Adam Brumm dari Pusat Ilmu Arkeologi di Universitas Wollongong, New South Wales, Australia, para peneliti menggunakan data baru, metode dan menemukan bahwa peralatan batu digunakan sekitar satu juta tahun.

"Sudah jelas sekarang, bukti dari Wolo Sege, bahwa hominins Flores ada sekitar satu juta tahun lalu. Hal ini menunjukkan bahwa non-selektif, kematian massal Stegondon sondaari dan kura-kura raksasa dapat mewakili kepunahan lokal atau regional," tulis mereka dalam makalah penelitiannya.

Manusia Flores diperkirakan sebagai keturunan Homo erectus, yang memiliki otak besar, berukuran penuh dan menyebar dari Afrika ke Asia sekitar dua juta tahun lalu.

Para ilmuwan menduga kalau Manusia Flores hidup pada waktu yang sama dengan manusia modern dan menjadi punah setelah letusan gunung berapi yang besar di pulau, sekitar 12 ribu tahun lalu.